Sejarah Singkat Terbentuknya Nama Anyer, Banten
Anyar
merupakan salah satu kota kecil yg terletak di bibir laut Selat Sunda,
Cilegon – Banten Indonesia. Terletak 50 km dari Pelabuhan Merak. Laut
di Anyer adalah laut jawa yang terkenal dalam, tetapi ombaknya tidak
sebesar laut selatan(Samudera Hindia).Beberapa abad yang lalu Anyar
bukanlah nama dari sebuah kota wisata di Barat Provinsi Serang, konon
dulu Anyar namanya ialah kota Sudi Mampir. Banyak beberapa pendapat yang
menyatakan setuju bahwa Anyar adalah dulunya bagian dari kerajaan
Banten.
Sejak tahun 1667 Sudi Mampir berdiri,
hasil dari perluasan kerajaan banten yang Berawal sekitar tahun 1526
Sudi Mampir yang Artinya ialah Rela untuk Mampir.
Pada tahun 1883 terjadi bencana besar
ditanah Banten khususnya Sudi Mampir. Bencana Meletusnya gunung krakatau
yang mengguncang seluruh dunia, mulai dari turunnya suhu bumi dan
dentuman yang memecahkan telinga terdengar sampai Afrika. Memusnahkan
seluruh kehidupan di Sudi Mampir hanya menyisakan sedikit kehidupan,
Sudi Mampir tinggal Sejarah.
Setelah kejadian tersebut bermunculan
para pendatang dari daerah sekitar Banten seperti Pandeglang, Serang,
Ciomas, Mancak, dan daerah luar Jawa (Padang, Lampung, Batak, dan Riau).
Setelah melalui proses perjalanan yg
panjang kemudian dikenallah kota anyar/sudimampir dgn nama kota anyer
dan konon kabarnya ketenaran/harumnya kota anyer dimata masyarakat dunia
adalah oleh karena adanya pembangunan jalan yg dibangun oleh gubernur Jendral Herman Daendels
pada thn 1806 tepatnya pada masa/era kolonial belanda dengan menjadikan
mercusuar yg berada didesa Bojong-Cikoneng sebagai awal start/patok
pembuatan jalan raya tersebut dengan katalain Nol Kilometer awal
pembuatan jalan Anyer-Panarukan
Terbentuklah
sebuah kota baru, dan diberi nama Anyar yang memiliki arti “Baru”.
Maklum banyak ulama dari daerah Sunda yang datang ke Daerah Anyar.
Tapi menurut kisah lain, menceritakan
ada seorang Ulama yang dikenal sangat baik hati dan taat ibadahnya yaitu
Jasim, suatu hari beliau pergi melaut sesampainya dilaut langsung
menurunkan jangkar dan mulai memancing, tidak lupa beliau tidak pernah
meninggalkan solatnya walaupun di atas kapal.
Matahari terbenam angkat jangkar dan
pulang untuk memimpin jamaah untuk melaksanakan solat magrib, beliau
tidak segan membantu masyarakat Anyar yang kesusahan, pernah suatu
ketika tetangganya belum makan dan tidak ada apa-apa untuk dimakan,
anaknya menangis karna lapar.
Saat Jasim mendengar tangisan itu dia
bertanya kepada ibunya, Hai saudaraku kenapa anakmu terus menangis ?
“dia lapar belum makan dari kemarin,” sontak terkejut Jasim mendengar
itu” tidak lama Jasim memberikan hasil tangkapan ikannya. “Memberi tidak
akan membuat seseorang Jatuh Miskin” itulah yang Jasim tanamkan dalam
dirinya, dia selalu membantu tetangganya dengan yang dia miliki.
Lama kelamaan tetangganya meniru sifat
teladan Jasim, Anyar menjadi kota Murah untuk hidup. 10 tahun kemudian
Jasim pergi melaksanakan ibadah haji, sepulang dari ibadah haji, Jasim
bersama Ulama lainnya mendirikan Masjid Anyar. Dan dikenanglah para
Ulama oleh masyarakat dengan membuat jalanan dengan nama para Ulama,
seperti Jalan Kisepuh dan Jalan Haji Jasim. Lama kelamaan semakin banyak
para pendatang dari berbagai daerah, dan mereka menyebutnya ANYAR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar